Wacanariau.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto tantang mahasiswa untuk melakukan kajian akademis dengan membuat perbandingan kinerja kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 2 periode.
Tantangan ini merupakan peluang besar untuk Mahasiswa yang sedang mencari beasiswa karena tantang tersebut akan dihadiahi dengan beasiswa.
“Penelitian dengan metode Mixed Methode. Penelitian tersebut penting sebagai bagian pendidikan politik tentang proses, kualitas, kapasitas, dan tanggung jawab pemimpin bangsa ” ungkap Hasto melalui keterangan persnya, Sabtu, 23, Oktober, 2021, di Jakarta.
Bahkan bagi yang tertarik dapat menghubungi Darwin Iskandar, di nomor telepon 0812 8783 1112.
Kemudian dijelaskan bahwa kajiannya dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif terhadap keberhasilan kedua presiden tersebut untuk rakyat.
“Dalam skala perbandingkan kuantitatif bisa mencakup jumlah jembatan, panjang jalan, jumlah pelabuhan laut, airport, pertambahan lahan pertanian dll,” katanya.
“Sementara dalam prestasi menyelenggaralan pemilu ditinjau dari kategori demokratis dan tidak demokratisnya juga bisa dilakukan kajian.” tegasnya
Sebenarnya peluang beasiswa ini sehubungan pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya bahwa Pemerintah era SBY terlalu banyak menggelar rapat tetapi lamban mengambil keputusan dan kebijakan saat negara dilanda masalah.
Lantas pernyataan Sekjen DPP PDI Perjuangan tersebut disambut oleh Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani.
Bahkan Kamhar secara emosional menyebut bahwa Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bermimpi.
“Kalau yang dimaksudkan Hasto adalah Pak SBY, bukan hanya salah alamat. Mungkin Hasto sebelum pemerintahan Pak Jokowi hanya hidup di alam mimpi, tak mengenal realita,” kata Kamhar.
Berangkat dari pernyataan tersebut, akhirnya Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto akhirnya memberikan peluang kepada mahasiswa ataupun akademisi yang hendak membuat kajian soal perbandingan pemerintahan Presiden Jokowi dan SBY selama 10 tahun ini.
“Ke semua hal tersebut kami tempatkan secara obyektif sebagai bagian dari pendidikan politik untuk rakyat,” kata Hasto.
“Agar di dalam memilih pemimpin tahun 2024 yang akan datang benar-benar melihat kualitas kepemimpinan, rekam jejak dan juga tanggung jawab pemimpin bagi masa depan ” tukas Hasto.
Sumber : bukamata.co