Home / Inspiratif / SOSBUD

Senin, 1 November 2021 - 17:38 WIB

Festival Nyimah Parit Tuntas Digelar Yayasan Pendidikan Kuntala Chambers

Wacanariau.com – Keanekaragaman seni dan budaya yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) menjadi nilai tersendiri bagi masyarakat setempat, sehingga pertahanan dan kelestariannya terus dijaga dengan berbagai cara.

Salah satu tradisi yang sampai saat ini masih ada di Tanjab Barat dan terus dipraktekkan adalah Ritual Nyelamat Parit. Ritual tersebut terdapat di daerah Kelurahan Tungkal 1, Pangkal Babu, Kecamatan Tungkal Ilir.

Ritual Nyelamat Parit tersaji dalam bentuk pertunjukkan memanjatkan Do’a dan Sholawat yang diiringi dengan pemukulan kompang sebanyak 7 kali serta menghidangkan 49 jenis masakan, termasuk ayam engkong, bubur merah putih, ketan kuning, telur bulat dan kuliner kambing.

Keunikan dari konsep ritual tersebut menjadi ide utama dalam penyelenggaraan “Festival Nyimah Parit” yang berbasis warga pendayagunaan ruang publik dengan mengusung tema “Jembatan Identitas” sebagai bentuk pertahanan budaya.

Festival tersebut merupakan agenda kerja sama antara Yayasan Pendidikan Kuntala Chambers Tanjab Barat dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI) melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK).

Rangkaian kegiatan “Festival Nyimah Parit” telah berlangsung sejak tanggal 30 September hingga 30 oktober 2021.

Kegiatan ini sebahagian besar diselenggarakan secara online dengan menghasilkan produk:

• Video dokumenter
• Video Tour mangrove
• Video Karya magrove
• Video karya utama
• Webinar & Workshop

Saat ini beberapa karya dari festival tersebut dapat disaksikan di Kanal Youtube Festival Nyimah Parit Pangkal Babu, dan akan menyusul karya-karya berikutnya.

Baca Juga :  Polres Pelalawan Lakukan Percepatan Vaksin, Berikut Inovasi Dan Keunggulannya

Festival Nyimah Parit Sukses Sampai Acara Penutupan

Acara penutupan diselenggarakan pada Sabtu (31/10/2021) sekitar pukul 20.30 s/d selesai, bertempat di Caffee Nia Oto Nia, Jl. Kapten Piere Tendean (Bengkinang Ujung).

Selain panitia, manajemen, pengkarya, acara penutupan juga dihadiri oleh seniman dan budayawan Tanjab Barat, seperti Indra Gunawan (Cik Indra/budayawan) dan Pak Nanang seniman senior dibidang Teater.

Turut hadir pula beberapa perwakilan dari Organisasi Kepemudaan (OKP), seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan beberapa warga Pangkal Babu.

Acara tersebut mendapat respon dan sambutan yang baik oleh pengunjung serta tamu udangan yang hadir. Selain itu, terlihat antusias para seniman muda dalam menyukseskan acara penutupan pada malam itu.

Pimpro Festival Berharap Ada Jejak Seni Dan Budaya Dalam Bentuk Teks

Dwi Asti Wulanjani, S.Sn selaku Pimpinan Produksi (Pimpro) Festival Nyimah Parit mengatakan bahwa persiapan festival dilakukan sejak bulan maret lalu, dan terjadi banyak rintangan, tapi satu persatu dapat diselesaikan hingga acara penutupan.

Ia mengatakan seniman harus tetap berkarya, karena untuk menjaga identitas budaya.

Orang-orang seperti kami akan terus berkarya, karena jika tidak ada terobosan seperti ini, maka daerah kita bisa jadi kedepan krisis identitas tentang budaya,” kata Wulan.

Baca Juga :  Nilai Ekonomi 'Kopi Robusta' Indonesia Yang Mendunia

Kemudian, ia juga berharap kedepannya bisa tersedia karya dalam bentuk tulisan tentang sejarah kebudayaan di Tanjab Barat, agar dapat diturunkan pada generasi berikutnya.

Lebih lanjut, Wulan menyayangkan kurangnya peran pemerintah dalam kegiatan “Festival Nyimah Parit”. Ia berasumsi bahwa hal itu disebabkan karena tidak adanya seniman yang berada pada lembaga Eksekutif maupun Legeslatif.

Kemingkinan besar, orang-orang kita tidak ada masuk dalam wilayah siklus politik, maka sedikit susah untuk masuk sebagai yang berperan dalam acara ini,” kata Wulan.

Meski kecewa dengan sikap Pemda, Wulan mengaku tidak ingin banyak memikirkan hal tersebut.

Buktinya, tanpa ada bantuan dari Pemda setempat, bisa membuat kegiatan ini berskala nasional,” ungkap Wulan.

Wulan mengatakan, melalui program FBK Yayasan Pendidikan Kuntala Chambers mendapat kesempatan untuk menjembatani masyarakat dan para seniman serta budayawan.

Riwan Gahardika, S.Sn selaku panitia penyelenggara acara penutupan mengatakan, penyelenggaraan acara festival tersebut merupakan salah satu cita-cita yang diharapkan.

Ini jawaban yang di impikan selama ni, karena sebelumnya kita selalu terbentur dengan kebijakan lokal setiap membuat kegiatan,” kata Riwan.

Muhammad Irvan yang akrab disapa Galang selaku Ketua Yayasan Pendidikan Kuntala Chambers mengaku optimis atas penyelenggaraan Festival Nyimah Parit.

Galang mengatakan bahwa kegiatan Festival Nyiman Parit bisa mendobrak kepercayaan instansi atau lembaga di daerah dan nasional.

Sumber: tahtanews.com

Share :

Baca Juga

Inspiratif

Konsep Diri Yang “Perfect” Untuk Remaja?

Inspiratif

Polres Pelalawan Lakukan Percepatan Vaksin, Berikut Inovasi Dan Keunggulannya

Inspiratif

Hati-Hati Membeli Gas 3Kg, Cek Hal Berikut

SOSBUD

Ternyata Ini Dampak Globalisasi Pada Bidang Sosial Budaya

Politik

BKN PDI Perjuangan Inhil Resmi Dilantik

SOSBUD

Nilai Ekonomi ‘Kopi Robusta’ Indonesia Yang Mendunia

RIAU

Bengkres Akan Gelar Teater Bertema ‘PKL’

RIAU

Bengkres Sukses Pentaskan ‘BALADA PKL’